Pertumbuhan dan perkembangan tekhnologi tentunya berawal mula dari perkembangan
kemajuan Ekonomi, sosial, Budaya setempat. Pola fikir bagsa menentukan pula percepatan
kemajuan suatu negara.
Saat ini banyak kita lihat hasil karya anak bangsa yang bermunculan setelah adanya resisi dunia
Seperti Pandemi Covid dan Wabah lainnya yang melanda, tetapi justru menunjukkan progress yang
Mengagumkan.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak lagi hanya bertumpu pada faktor produksi konvensional
seperti penambahan kapital dan tenaga kerja, melainkan juga dipengaruhi oleh kemajuan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Faktor ini akan mendorong suatu negara untuk secara lebih
efisien menyediakan barang dan jasa serta meningkatkan daya saing usaha. Untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi, perhatian harus diberikan pada strategi kebijakan yang mendorong inovasi,
termasuk penempatan anggaran negara untuk dialokasikan pada pos Iptek, riset, dan inovasi.
Penempatan anggaran riset/Litbang atau Gross Expenditure on Research and Development (GERD)
dinyatakan dalam persentase terhadap PDB nasional, meliputi empat sektor yakni Litbang
Pemerintah, Litbang Perguruan Tinggi, Litbang Industri, dan Litbang Non-Government
Organization (NGO), dengan kegiatan riset mencakup penelitian dasar, penelitian terapan, dan
pengembangan eksperimental. Dibandingkan dengan negara-negara di dunia, nilai GERD Indonesia
masih terbilang rendah, yang berarti porsi penempatan anggaran untuk pos Iptek, riset dan inovasi
masih perlu ditingkatkan.
“Untuk mendorong peran industri lebih besar dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi di
Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan Super Tax Deduction Vokasi hingga 200%,”
ujar Menko Airlangga.
Tautan antara pembangunan Iptek dengan pembangunan ekonomi terjadi ketika teknologi yang
dihasilkan dapat mendukung dalam kegiatan ekonomi. Sebaliknya, kemajuan perekonomian dan
peningkatan persaingan juga akan menciptakan kebutuhan teknologi baru. Agar “simbiosis
mutualisme” antara pembangunan Iptek dengan pembangunan ekonomi dapat terbentuk, maka
pengembangan teknologi perlu berorientasi pada kebutuhan atau persoalan nyata (demand-driven).
Pemerintah bekerja sama dengan swasta membantu seluruh pihak termasuk usaha mikro kecil
untuk on boarding dan melakukan servisifikasi, melalui kegiatan peningkatan SDM Digital,
pembuatan Database Digital, Literasi Digital, dan Pembangunan Infrastruktur Digital. Upaya-upaya
tersebut akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta
peningkatan ekspor. Dengan demikian diharapkan Indonesia akan terus meningkatkan kemjuannya
dan bisa berperan bersama negara negara lain.
Penulis
Nunung Mulyani,S.Pd